Ujian Pondok Semester Ganjil 2017-2018
Suasan ujian syafahi (lisan) Al-Qur'an di Pondok Pesantren Ulul Alab |
Di awal pekan bulan Rabi'ul Awwal 1439 H yang bertepatan dengan akhir November 2017 M, di Pondok Pesantren Ulul Albab dilaksanakan ujian pertengahan tahun untuk seluruh santri. Ujian pertengahan tahun ini terdiri dari:
- Ujian Syafahi (Ujian Lisan)
- Ujian Tahriri (Ujian Tulis)
- Ujian Tahfizh
Ujian Syafahi Al-Qur'an
Dalam ujian syafahi, santri diuji secara lisan seorang demi seorang oleh paling tidak dua orang penguji dalam setiap ruang ujian. Adapun materi yang diuji dikelompokkan dalam dua kelompok pelajaran yaitu kelompok pelajaran Al-Qur'an dan kelompok pelajaran Bahasa Arab.
Untuk kelompok pelajaran Al-Qur'an, setelah peserta ujian disapa dengan beberapa sapaan berbahasa Arab, mereka akan diuji kemampuan membaca Al-Qur'an dengan cara diminta membuka Al-Qur'an kemudian membacanya. Di sini, aspek penilaiannya adalah: kelancaran dan kefashihan membaca sesuai dengan hukum tajwid, kebenaran makhorijul huruf, kemampuan membaca ayat seperti membaca teks dengan tetap menjaga tanda waqaf, dan menerjemahkan ayat bagi santri kelas atas.
Selesai dengan penilaian dalam membaca Al-Qur'an selanjutnya santri diuji untuk mata pelajaran Tajwid. Dalam hal ini, yang dinilai adalah; kemampuan menjawab pertanyaan yang diberikan, kemampuan untuk memberikan contoh-contoh yang diminta, dan kemampuan menyebutkan hukum tajwid dalam ayat atau potongan ayat tertentu.
Setelah itu, masih dalam kelompok (ruang ujian) Al-Qur'an santri diuji untuk pelajaran ibadah baik qouliyah maupun amaliyah. Ibadah qouliyah berupa bacaan-bacaan dalam sholat, dzikir-dzikir, dan doa sehari-hari. Sedangkan ibadah amaliyah adalah praktek ibadah seperti praktek wudhu, praktek sholat, dan praktek ibadah lainnya.
Ujian Syafahi Bahasa Arab
Sebagaimana dalam ujian syafahi Al-Qur'an, dalam ujian syafahi Bahasa Arab, santri harus mengikuti ujian yang diawali dengan sapaan-sapaan sehari-hari namun dengan sapaan yang lebih banyak dibandingkan dalam ujian Al-Qur'an. Setelah itu, santri diuji untuk bidang muthala'ah (reading/membacah/menela'ah). Dalam muthala'ah, yang dinilai adalah: kelancaran dan kefasihan membaca teks berbahasa Arab, pemahaman terhadap suatu teks yang dibuktikan dengan kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan teks yang dibaca, kemampuan menggunakan kata-kata yang ada dalam judul (kitab), kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan pelajaran berharga dari suatu judul, kemampuan untuk menceritakan kembali apa terkandung dalam judul dengan bahasa (Arab)nya sendiri.
Aspek lain yang dinilai dalam ujian syafahi bahasa Arab adalah: kelancaran dan kefasihan dalam berdialog dengan bahasa Arab, kemampuan dalam menyusun kalimat untuk sebuah kata, kemampuan dalam menerjemahkan baik Arab ke Indonesia maupun sebaliknya. Setelah itu, santri yang diuji masih harus menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk pelajaran Nahwu dan Shorof. Banyak model pertanyaan yang harus bisa dijawab oleh santri untuk dua mata pelajaran ini, seperti definisi-definisi, memberikan contoh-contoh, menentukan bentuk dan wazan kata dalam bahasa Arab, mengi'rab, membaca teks tanpa harokat, dan lain sebagainya.
Belum selesai di situ, masih ada materi-materi lain yang diujikan yaitu peribahasa dalam bahasa Arab (mahfuzhat) dan mufrodat (kosa-kata bahasa Arab) sehari-hari. Intinya, banyak sekali hal-hal yang dinilai dalam ujian lisan ini termasuk adab dalam mengikuti ujian dan menjawab soal yang diberikan oleh penguji.
Tentunya butuh persiapan yang baik untuk menghadapi ujian lisan ini. Persiapan yang matang berupa semangat dalam belajar dan menghafal pelajaran dan do'a adalah senjata yang paling ampuh dalam menghadapi ujian lisan di Pondok ini.
Selamat Berjuang, santri-santri Ulul Albab...
Semoga Kesuksesan selalu menyertai kalian...
Amiin...
وما اللذة إلا بعد التعب
Tiada kenikmatan kecuali setelah kepayahan
Bersambung ke Ujian Tahriri ...
Comments
Post a Comment